images-4

armedia.news | Brebes, Jawa Tengah—Bencana tanah bergerak melanda Desa Mendala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, menyebabkan kerusakan parah pada rumah warga dan fasilitas umum. Peristiwa ini pertama kali terjadi pada Kamis, 17 April 2025, dan hingga kini pergerakan tanah masih berlangsung.

Kronologi Kejadian

Pergerakan tanah dipicu oleh curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari. Akibatnya, lapisan tanah kehilangan daya ikatnya dan mulai bergeser secara masif. Wilayah yang terdampak paling parah meliputi Dukuh Krajan, Babakan, Cupang Bungur, dan Karanganyar.

Pada 21 April 2025, jumlah rumah yang mengalami kerusakan meningkat menjadi 112 unit, dengan sebagian besar mengalami retakan dan ambruk. Warga yang terdampak memilih mengungsi ke posko bencana yang telah disediakan oleh pemerintah daerah.

Upaya Penanganan

Tim dari Badan Geologi dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah melakukan survei di lokasi bencana. Mereka menggunakan drone untuk pemetaan udara dan mengambil sampel tanah guna analisis lebih lanjut. Hasil kajian sementara menunjukkan bahwa tanah di lokasi ini sangat labil dan tidak layak untuk pemukiman.

Baca juga :  Setelah Jawa Barat, Kini Jawa Tengah Luncurkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor

Sebagai langkah mitigasi, pemerintah setempat telah menyiapkan dua lokasi relokasi di Desa Manggis dan Buniwah, yang berjarak sekitar 5 km dari lokasi bencana. Namun, keputusan akhir mengenai relokasi masih menunggu hasil kajian lebih lanjut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena “Wisata Bencana” dan Respons Warga

Di tengah krisis ini, fenomena “wisata bencana” muncul akibat banyaknya konten kreator yang datang ke lokasi untuk mengabadikan kondisi terkini melalui foto dan video. Meski sebagian memang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik, kehadiran mereka juga menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga terdampak yang tengah berjuang untuk bertahan dan mencari solusi.

Beberapa warga akhirnya memasang spanduk bertuliskan “Bukan Wisata Bencana” sebagai bentuk protes terhadap aktivitas dokumentasi yang dirasa kurang empati. Mereka berharap lokasi bencana lebih difokuskan untuk penanganan darurat dan bantuan kemanusiaan daripada sekadar menjadi bahan konten di media sosial.

Baca juga :  Aplikasi Yang Membantu Perjalanan Mudik Lebaran Anda

Dampak dan Kondisi Terkini

Hingga saat ini, 529 jiwa terdampak, dengan 416 warga mengungsi ke posko darurat. Selain rumah warga, 3 fasilitas umum, 2 fasilitas pendidikan, dan akses jalan utama mengalami kerusakan akibat pergerakan tanah. Pemerintah daerah bersama BPBD Brebes terus berupaya menyalurkan bantuan logistik dan mendirikan tenda tambahan bagi para pengungsi.

Badan Geologi memperingatkan bahwa potensi pergerakan tanah masih tinggi, terutama jika hujan kembali turun dalam beberapa hari ke depan. Warga yang masih bertahan di sekitar lokasi diminta untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari pihak berwenang.

Bencana ini menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi fenomena alam yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat bekerja sama untuk mencari solusi terbaik bagi para korban terdampak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

About The Author

Tinggalkan Balasan