IMG-20240909-WA0034

ARMEDIA.news ll Banyuwangi – Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi peran dan dedikasi para bidan pada pencegahan stunting dan menekan angka kematian ibu dan bayi (AKI/AKB).

Hal itu disampaikan Bupati Ipuk saat menghadiri Seminar Akselerasi Penurunan AKI/AKB dan Stunting dengan Inovasi “Barak Pitu” dalam rangka HUT Ikatan Bidan Indonesia (IBI) ke – 73, di Aula STIKES, Minggu (08/09/2024).

Acara seminar tersebut dihadiri seribu bidan se-Banyuwangi yang bertugas di Puskesmas, RSUD, RS dan Klinik Swasta serta bidan mandiri.

“Selamat kepada Ikatan Bidan Indonesia yang saat ini berusia 73 tahun. Kami atas nama pemerintah daerah sangat mengapresiasi dan berterima kasih kepada rekan-rekan IBI yang selama ini telah berperan aktif dalam upaya penurunan AKI/AKB dan stunting di Banyuwangi,” kata Ipuk.

Bupati Ipuk mengatakan perlunya penanganan AKI/AKB serta stunting karena bukan hanya terkait masalah kesehatan, namun dampak jangka panjangnya pada pembangunan manusia dan ekonomi bangsa di masa depan.

“Karenanya harus dilakukan pencegahan sejak dini dengan memberikan edukasi kepada remaja, calon pengantin, dan ibu hamil tentang pentingnya gizi dalam tumbuh kembang anak. Libatkan semua kader yang ada di masyarakat untuk upaya mencegah terjadinya kasus,” ujar Ipuk.

Ipuk juga menjelaskan bahwa penanganan masalah ini melibatkan banyak pihak. Antara lain melibatkan pendampingan dari dokter spesialis anak dan spesialis obgyn.

“Kami juga sangat mengapresiasi inovasi Barak Pitu dari IBI Banyuwangi. Bersama kita sinergis untuk menuntaskan masalah stunting dan AKI/AKB,” kata Ipuk.

Sementara itu, Ketua IBI Banyuwangi Yulianingsih mengatakan, jumlah bidan di Banyuwangi mencapai 1828 bidan.

Terkait penanganan stunting dan AKI/AKB, IBI telah menelurkan inovasi Barak Pitu, yakni akronim dari Banyuwangi Bergerak Peduli Ibu Hamil Tujuh Terlalu.

Tujuh terlalu yang dimaksud adalah kehamilan yang terlalu muda, terlalu tua, terlalu lambat hamil, terlalu cepat hamil, terlalu kurus terlalu kurus, terlalu gemuk dan terlalu pendek.

“Kami para bidan telah sepakat untuk menggiatkan Barak Pitu saat pelayanan kebidananan. Sehingga apabila ditemukan kasus harus segera dilakukan rujukan dini untuk mendapatkan intervensi dari rumah sakit dan dokter kandungan,” terang Yulianingsih. (Red)

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Eksplorasi konten lain dari

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca