armedia.news | Jakarta – Kapolresta Bogor Kota Kombes Bismo Teguh Prakoso menghadiri pameran pendidikan di Tajur, Kota Bogor, Jawa Barat. Dalam kesempatan itu, dia menyampaikan terkait program SKCK Goes To School.

Bismo menjelaskan terkait dengan maksud dari program tersebut. Hingga capaian yang berhasil diraih dari berjalannya program tersebut sejak 2023.

“Kita total ada 400 anak yang kita bina, sehingga perilakunya menjadi lebih baik. Kenapa dinamakan SKCK Goes to School? Ini adalah persyaratan untuk bekerja. Tentu persyaratan tersebut harus memiliki kelakuan baik. Nah kelakuan baik itu harus kita jaga. Diharapkan masuk ke sekolah, mereka tetap baik sehingga bisa mendapatkan pekerjaan bagus buat ke depannya,” kata Bismo, Minggu (5/5/2024).

Bismo mengatakan salah satu yang mendasari program tersebut yakni tingginya angka tawuran, serta kenakalan remaja lainnya di Kota Bogor. Dia ingin para remaja tersebut dibina, bukan asal ditangkap.

“Mereka butuh dirangkul, disayang, diperhatikan, diakui. Nah melalui cara apa? pertama, kita ngobrol dulu. Kemudian bagaimana kita mendapatkan feedback, kemudian mengharmoniskan keluarganya. Dari 400 anak itu kita punya grup WA yang terdiri dari anak dan orang tua,” jelasnya.

“Testimoni dari orang tua itu banyak yang berubah dari anaknya. Yang sebelumnya nggak nata tempat tidur, jadi nata tempat tidur. Yang sebelumnya nggak solat bareng keluarga, jadi solat bareng,” lanjut Bismo.

Hingga akhirnya para remaja tersebut bisa terlepas dari kenakalannya. Mereka dinilai antusias mengikuti program SKCK Goes To School.

“Kita sudah bikin aplikasi onlinennya berbasis Android. Hari ini Insyaallah jadi dan akan kita launching di BTM. Nanti kita bisa melihat semua, dari instansi, orang tua bisa melihat bagaimana terukurnya, bagaimana perubahan dari awal tahun, tiap tahun, dan statistiknya terhadap fenomena kenakalan maupun kriminal menjadi hal-hal yang lebih baik,” imbuhnya.

Bismo menyebut program SKCK Goes To School sukses menurunkan angka tawuran di Kota Bogor. Dari yang semula banyak, kini berkurang hingga hanya 1 atau 2 kasus.

“Iya ada angka penurunan di tahun 2024 ini yang semula 2023 banyak itu menjadi hanya 1 kasus 2 kasus,” pungkasnya.

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Eksplorasi konten lain dari

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca