images-19.jpeg

armedia.news | Saat Ramadhan hampir mencapai garis finisnya, suasana di seluruh penjuru Indonesia berubah menjadi perpaduan antara khusyuk dan semarak. Bulan penuh berkah ini tidak hanya mengubah pola hidup masyarakat selama sebulan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang bisa dibawa hingga sepanjang tahun.

Di Solo, kegiatan ngabuburit terakhir tampak lebih ramai daripada biasanya, dengan berbagai lapak makanan yang menghadirkan keunikan kuliner khas Idul Fitri. Suara tawar-menawar di pasar malam dan tawa anak-anak yang memegang balon mencerminkan kegembiraan menjelang perayaan besar. Namun, di balik keramaian ini, masih ada kelompok yang memilih untuk berdiam diri di masjid, tenggelam dalam doa dan tafakur.

Di sisi lain, akhir Ramadhan menjadi pengingat bagi banyak orang untuk mempererat tali solidaritas. Di kawasan Jakarta Utara, sebuah komunitas relawan menggalang aksi sosial untuk membagikan paket sembako kepada warga yang membutuhkan. “Kita ingin semangat berbagi dari Ramadhan terus mengalir, bahkan setelah bulan ini berakhir,” kata koordinator kegiatan dengan senyuman penuh harapan.

Ada juga refleksi pribadi yang muncul di malam-malam terakhir Ramadhan. Sebuah keluarga di Yogyakarta berbagi kisah mereka tentang bagaimana Ramadhan tahun ini telah mendekatkan anggota keluarga yang sebelumnya sibuk dengan rutinitas masing-masing. “Kami merasa lebih dekat secara spiritual dan emosional,” ujar salah satu anggota keluarga.

Baca juga :  Menggapai Berkah: Cara Inovatif Meraih Pahala Maksimal di Bulan Ramadan

Ketika matahari akhirnya terbenam di hari terakhir bulan suci ini, umat Muslim menyadari bahwa Ramadhan adalah awal perjalanan, bukan akhir. Mereka membawa harapan untuk menjadi individu yang lebih baik dan berkomitmen untuk menjaga kebersamaan dan rasa peduli.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

About The Author

Tinggalkan Balasan