
armedia.news | Jakarta – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli secara terbuka meminta maaf kepada para pengemudi ojek online (ojol) terkait distribusi Bantuan Hari Raya (BHR) yang dinilai belum optimal.
Dalam pernyataannya, Yassierli mengakui bahwa proses pemberian BHR masih menghadapi berbagai kendala, termasuk koordinasi dengan aplikator ride-hailing dan pelaku jasa kurir. “Saya dan Pak Wamen juga mohon maaf kalau BHR kemarin itu belum optimal,” ujar Yassierli dalam sebuah acara di Jakarta.
Evaluasi dan Langkah Pemerintah
Menaker menjelaskan bahwa diskusi mengenai BHR telah berlangsung sejak beberapa bulan sebelum Lebaran, namun belum menghasilkan keputusan yang ideal. Pemerintah kini tengah mengevaluasi kebijakan ini dan mempertimbangkan langkah-langkah untuk memastikan distribusi BHR lebih transparan dan adil bagi para pengemudi ojol.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer juga menyatakan kesiapan pemerintah untuk melakukan audit terhadap aplikator yang diduga lalai dalam distribusi BHR kepada mitranya.
Respons dari Para Pengemudi Ojol
Sejumlah pengemudi ojol menyampaikan kekecewaan mereka atas besaran BHR yang diterima, yang dalam beberapa kasus hanya mencapai Rp50.000 per pengemudi. Ketua Serikat Pekerja Angkutan Indonesia (SPAI) mengungkapkan bahwa sekitar 800 pengemudi ojol di seluruh Indonesia tidak menerima BHR sesuai ketentuan.
Pemerintah berjanji akan terus berupaya mencari solusi agar pemberian BHR dapat berjalan lebih baik di masa mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT