armedia.news | Tel Aviv, 16 April 2025 – Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz, kembali menegaskan kebijakan negaranya untuk memblokir masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers resmi di Tel Aviv, di tengah meningkatnya ketegangan antara Israel dan Hamas. Katz menyebutkan bahwa langkah ini bertujuan untuk mencegah Hamas memanfaatkan bantuan tersebut sebagai alat untuk memperkuat posisinya di wilayah yang dilanda konflik.
“Kebijakan Israel jelas: tidak ada bantuan kemanusiaan yang akan memasuki Gaza. Pemblokiran ini merupakan salah satu tekanan utama untuk melemahkan kendali Hamas atas penduduk Gaza,” ujar Katz dalam pernyataannya. Ia juga menambahkan bahwa Israel tidak memiliki rencana untuk mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk dalam waktu dekat, meskipun tekanan internasional terus meningkat.
Pernyataan ini muncul beberapa hari setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa Jalur Gaza menghadapi krisis kemanusiaan terburuk sejak konflik berkecamuk pada Oktober 2023. Menurut laporan PBB, lebih dari 80% penduduk Gaza kini bergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup. Namun, Israel tetap bersikeras bahwa bantuan hanya akan diberikan melalui perusahaan sipil di masa depan untuk memastikan bahwa makanan dan peralatan tidak jatuh ke tangan Hamas.
Selain itu, Katz juga menekankan bahwa kebijakan Israel di Gaza mencakup upaya untuk membebaskan sandera yang masih ditahan oleh Hamas. “Kami akan terus melakukan segala upaya untuk membebaskan sandera dan membangun jembatan menuju kekalahan Hamas di masa depan,” tambahnya.
Langkah Israel ini telah memicu kritik dari berbagai pihak, termasuk organisasi kemanusiaan internasional yang menyebut kebijakan tersebut sebagai pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Mesir, yang sebelumnya menjadi mediator dalam konflik ini, juga menetapkan syarat baru untuk kesepakatan damai, yaitu pelucutan senjata Hamas dan demiliterisasi Gaza.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kunjungan langka ke Jalur Gaza pada Selasa (15/4) untuk menemui pasukan Israel yang tengah melancarkan serangan udara dan darat terhadap Hamas. Netanyahu menegaskan bahwa operasi militer akan terus berlanjut hingga semua tujuan perang tercapai.
Situasi di Gaza semakin memburuk, dengan ribuan warga sipil terpaksa mengungsi akibat serangan intensif militer Israel. Organisasi kemanusiaan mendesak komunitas internasional untuk mengambil tindakan segera guna mencegah krisis kemanusiaan yang lebih parah di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



