Pemkab Mojokerto

armedia.news | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto terus memperkuat langkah strategis dalam menekan angka stunting dengan melibatkan Duta Genre Desa berbasis masyarakat. Program unggulan Gerakan Percepatan Penurunan Stunting (Gercep Stunting) 2025 menjadi fokus utama dalam upaya ini.

Pada Selasa (15/4) pagi, Pemkab Mojokerto menggelar acara di Pendopo Graha Maja Tama (GMT) yang dihadiri langsung oleh Bupati Mojokerto, Muhammad Al Barra, Ketua TP PKK sekaligus Bunda Genre Kabupaten Mojokerto, serta jajaran kepala OPD dan instansi terkait.

Keterlibatan Duta Genre Desa dalam Pencegahan Stunting

Dalam laporannya, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Bambang Purwanto, menyebutkan bahwa kegiatan ini melibatkan 366 peserta, termasuk 270 Duta Genre Desa, Ketua TP PKK Kecamatan, Duta Genre Kabupaten, Insan Genre, dan berbagai unsur terkait lainnya.

“Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat peran Duta Genre Desa sebagai motivator remaja dalam sosialisasi pencegahan stunting sejak dini,” jelas Bambang.

Program ini juga mengacu pada sejumlah regulasi nasional, termasuk Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009, Perpres No. 72 Tahun 2021, dan Peraturan Kepala BKKBN No. 12 Tahun 2021, dengan pendanaan dari DAK Non Fisik Dinas P2KBP2 Tahun Anggaran 2025.

Baca juga :  Jembatan Brungan Sudah Mulai Pembongkaran dan Pengecoran

Pendekatan Holistik dalam Penanganan Stunting

Dalam sambutannya, Bupati Mojokerto, yang akrab disapa Gus Barra, menekankan bahwa penanganan stunting tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Stunting berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia di masa depan, termasuk kemampuan kognitif dan produktivitas,” ujar Gus Barra.

Kelompok sasaran utama dalam program ini meliputi remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita usia 0–59 bulan.

Untuk mendukung hal ini, Pemkab Mojokerto telah meluncurkan berbagai program unggulan, seperti:

  • Program Bedah Rumah, untuk meningkatkan kelayakan hunian masyarakat miskin.
  • Susu Jumat, guna memastikan pemenuhan gizi anak sekolah.
  • UHC Prioritas, jaminan layanan kesehatan gratis bagi seluruh masyarakat, termasuk kelompok rentan.

Kolaborasi Pentahelix untuk Efektivitas Program

Gus Barra menegaskan pentingnya pendekatan pentahelix, yaitu sinergi antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, media, dan masyarakat dalam menanggulangi stunting.

Baca juga :  Peringatan Ke-50 Ngaji Ahadan, Bupati Ikfina Harap Eksistensi LDNU Semakin Luas

Ia juga berharap Duta Genre dapat berperan sebagai agen perubahan, mengedukasi sesama remaja tentang kesehatan reproduksi, gizi, dan perencanaan kehidupan berkeluarga demi menciptakan generasi yang lebih sehat dan tangguh.

Sebagai penutup, Bupati Mojokerto menegaskan perlunya evaluasi berkala dan pendampingan dari Bunda Genre, baik di tingkat kabupaten maupun kecamatan, untuk memastikan efektivitas program ini.

“Kita ingin anak-anak di Mojokerto tumbuh menjadi generasi yang optimis, produktif, dan bermanfaat bagi bangsa dan agama,” pungkasnya.


Narasi ini lebih ringkas, terstruktur, dan SEO-friendly, dengan pemanfaatan kata kunci seperti stunting, Duta Genre, Pemkab Mojokerto, dan pentahelix agar lebih mudah ditemukan dalam pencarian. Semoga ini sesuai dengan ekspektasimu! 🚀 Jika ingin lebih ditingkatkan lagi, beri tahu saya! 😊

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

About The Author

Tinggalkan Balasan